Minggu, 05 April 2020

Mulai Dari Sekarang

Membaca buku setebal 300-400 halaman bisa ditempuh kurang lebih 3-4 hari. Pemula biasanya ketika membaca satu halaman saja sudah ngantuk apalagi buku wacana.  Lalu bagaimana cara agar semua gangguan itu hilang.  Teringat ketika mengerjakan tugas Akhir,  saya harus rela semedi di Kamar Tidurku 21.00- 00.00. Rutinitas tersebut  melelahkan,  melebihi lelahnya ketika kerja otot. bapakku hanya ketawa dengan rutinitasku tersebut. Setelah beberapa hari kujalani tubuhku mulai bersahabat dengan aktifitas ini,  walaupun terkadang pikiran masih mumet. 

Kembali lagi bagaimana cara agar gangguan ketika membaca buku bisa hilang.  Sedikit saran,  boleh diikuti boleh juga tidak.  Pertama Niat,  wehhh..  Kayak mau ibadah aja ada niat segala.  Habitku sudah begini.  Kedua. Smartphone di silent dan berusaha tidak membukanya ketika baca agar pikiran hanya fokus pada buku yang sedang kita baca.  Ketiga.  Target.  Membaca buku setebal apapun harus ada target.  Bukan hanya hidup yang harus ada target.  Minimal satu hari 50 halaman.  Gila.  Banyak banget!  Iya.  Karena kita belum memcobanya jadi terasa berat.  Cobalah kita melatihnya,  niscaya kita bisa melakukannya.

Jika kita tengok kehidupan tokoh-tokoh nasional bahkan internasional,  waktu membaca mereka sangat banyak.  Gusdur.  Setiap harinya,  menggunakan 5 jam waktunya untuk membaca.  Jangan heran jika wawasannya sangat luas. Bagaimana dengan kita?  Berapa jam bergelut dengan lembaran-lembaran kertas tersebut? Sangat sering kita dengan dengar ungkapan Abuya, Kh. Muhammad Hasan. Paling alimnya (mengetahui) kalian adalah yang paling banyak membaca. 

Yang terakhir mulailah membaca dengan hal yang kita senangi.  Jangan lupa untuk tawassul kepada pengarang agar ilmu yg kita pelajati barakah. 
Semoga tips ini bermanfaat. 
Foto hanya pemanis (pencitraan) 
Bhaaaa.... ahahahšŸ¤£

Jumat, 15 November 2019

MAHASISWA STITMA TUBAN JADI IMAM DI MASJID AGUNG TUBAN

Tuban, 15 November 2019

’’Suatu hari tepatnya hari Jum'at sore saat usai ziaroh dimakom  mbah Makhdum Ibrahim atau sering dikenal dengan mbah Bonang , saya dan temen saya datang terlambat ke Masjid agung tuban.
Karena terlambat, saya dan teman saya tidak menangi jamaah atau bahasa lain ketinggalan  sholat berjammah.

Sehingga saya terpaksa shalat sendiri bersama teman. Saya menjadi imam,teman saya menjadi makmum. Inilah pengalaman saya jadi imam di Masjid Agung  Tuban..’’ 😁

Kamis, 07 November 2019

Tentang Apa

Tentang apa yang sebenarnya ingin diraih..

Dear adik2 dan teman2ku..
Sepenggal cerita perjalanan kehidupan
Yang mungkin dapat menjadi pelajaran

Kita lahir tanpa pilihan, dari keluarga dan lingkungan seperti apa yang kita inginkan
Tapi kita tumbuh dengan karunia pikiran
mau seperti apa kita merangkai kehidupan..

Bersyukurlah kita tinggal di negara yang mengajarkan agama dan nilai2 kemanusiaan
Itu cukup sudah untuk menjadikan kita manusia yang dapat memanusiakan manusia
Tapi lebih dari itu banyak sekali ilmu yang juga dapat kita pelajari
Bukan hanya sekedar ingin pandai, tapi bagaimana kita bisa menjadi manusia yang senantiasa memperbaiki diri
Karena sejatinya tidak ada manusia yang sempurna, lantas kenapa kita berhenti belajar?

Belajar bukan persoalan membuka buku atau menulis, tapi lebih kepada membuka mata dan membuka pikiran untuk memahami sesuatu yang belum kita pahami..
Belajar juga tidak terbatas hanya dibangku sekolah saja
Tapi semua yang ada di lingkungan sekitar kita adalah tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah bagi orang2 yang berpikir..

Apapun kondisi kita saat ini, jadi apapun kita saat ini, bukanlah sebuah alasan untuk kita berdiam diri..
Lakukan hal2 kecil yang kita sukai dan lihat apa dampaknya bagi diri kita maupun lingkungan kita..

Dari situ kita dapat belajar, belajar menjadi manusia yang berarti dalam kehidupan..
Karena sejatinya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya..

Tempat Tidur, 8 Nov 2019
Wiwit Ws
(Manusia biasa yg diciptakan dg luar biasa)

Minggu, 30 Juni 2019

R I N D U

 Pagi ini sedikit rintik oleh mendungnya hati
Kuracik kopi dan rindu hingga menusuk sanubari
Pandang kosong tersesat oleh kata hingga makna
Engkau kah akhir kutujukan jiwa
Ataukah berakhir pilu di simpang asa

Kopi pagi ini tak semanis kemarin pagi
Oleh rasa yang kian lelap termakan masa
Ku coba ulangi racikan kopi dan cinta
Tuk sempurnakan tanya
Adakah benar kau mencintaiku sahaja

Semakin ku racik kopi dan rindu
Haruskah kutiadakan keduanya itu ?
Oleh kopi yang hilang pahitnya ?
Atau oleh rindu yang hilang laranya

Kusedup kopi pagi ini
Kuracik dengan sebuah mimpi
Agar dapat kuseruput rindu darimu
Agar cinta ini abadi teruntukmu😁😍

Jumat, 08 Maret 2019

Be Do Have

Be- Do- Have
         Inilah rumusan untuk sukses, pertama diawali dengan BE (menjadi) atau membangun harapan tentang diri Anda akan menjadi apa nantinya. "Juara tidak dihasil! kan darı kejuaraan. Juarı adalah dihasilkan dari sesuatu yang mereka miliki di dalam diri mereka keinginan impian, dan visi". Sebab, bila Anda tidak punya cita-cita seperti hidup segan mati tidak mau, mirip zombi  Tidak ada gairah, karena target hidupnya rendah Maka "Tujulah bintang Anda, tidak peduli betapa jauh, Anda harus mencapai jauh tinggi dan meyentuh hidup Anda dengan cinta. Terus saja, jangan menoleh ke belakang".

Setelah cita-cita kita telah terpctakan, langkah selanjutnya adalah di DO (kerjakanlah). Jangan sampat, mimpi-mimpı indah kita hanya menggantung di atas awan, ndak pernah membumi. "Berbuatlah kalian Karena setiap orang dipermudah kepada yang diciptakan untuknya." (HR. Muslim). Dan kalau Anda sudah bekerja secara tertib untuk mendaratkan mimpi-mimpi Anda, maka Anda akan HAVE (memiliki). Ands bisa meragkuh semua mimpi Anda menjadi nyata. Anda bisa memiliki mobil mewah dan rumah megah, bila Anda mencita-citakannya. Hanya kemudian, bahwa motif anda meraih sukses itu dilandasi oleh nilai-nilai yang tinggi, tidak sekedar untuk aktualisasi diri saja, tetapi juga ada hubungan timbal balik dengan sesama, Hubbuminanass.. 😁

Soooo.....😄
Sudahkah anda memikirkan cita-citamu???
Atau harapanmu kedepan ???? 

Kamis, 22 November 2018

Harapan Dalam Penantian


     Lembar-lembaran kuserpihkan
Kugambarkan betapa rapuhnya aku
Kenang-kenangan kuusangkan
Terlihat aku yang sedang kesepian

Tersendiri aku dalam ratapan
Tersayat hati ini gemercik isyaratkan kesedihan

Dalam diam kugoreskan
Kian malang kehidupan
Berpisah dengan sang harapan

Aku merintih ....
Menjerit dalam keheningan
Tertatih dalam kesendirian
Masih menantikan kehadiran

Terpuruk aku menyesal
Tatkalaku menyalahkan keadaan
Beranggapan sang kuasa tak adil padaku

Tersadar aku dalam kesalahan
Membenarkan takdir harus kulakukan
Menjalani keadaan dalam kehidupan
Menanti sang harapan ....
Meski dalam penantian panjang.

Jangan Pergi

Di mana kamu?
Yang membawaku ke bejana cinta, kunyamankan dan tiba-tiba tiada.
Di mana kamu?
Yang menyuguhkan indah merasuk sukma,
Namun menghempas begitu saja.
Lihatlah aku, seorang diri menjaga sayangmu.
Lihatlah aku, masih di sini menanti kasihmu.
Lihatlah aku!
Apa kulalukan saja rasaku?
Kubuang jauh-jauh tentangmu dari ingatanku?
Kuacuhkan jiwa yang terlanjur sepi tanpamu?
Mengertilah!
Aku yang terlampau cukup mengertikanmu
Atau kau yang tak mampu mengerti akanku
Sudahi egomu,
Dan ...
Akan kuusangkan amarahku
Kehangatan cinta sudah melambai
Tepat di depan mukaku menantimu.